NAMA : PUTRI ARTYANTI
NPM : 13109309
KELAS : 2KA21
1. Pengertian perilaku konsumen
Pengertian perilaku konsumen menurut Shiffman dan Kanuk (2000) adalah “Consumer behavior can be defined as the behavior that customer display in searching for, purchasing, using, evaluating, and disposing of products, services, and ideas they expect will satisfy they needs”. Pengertian tersebut berarti perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan.
Selain itu perilku konsumen menurut Loudon dan Della Bitta (1993) adalah: “Consumer behavior may be defined as the decision process and physical activity individuals engage in when evaluating, acquiring, using, or disposing of goods and services”. Dapat dijelaskan perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu-individu yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa.
Menurut Ebert dan Griffin (1995) consumer behavior dijelaskan sebagai: “the various facets of the decision of the decision process by which customers come to purchase and consume a product”. Dapat dijelaskan sebagai upaya konsumen untuk membuat keputusan tentang suatu produk yang dibeli dan dikonsumsi.
2. Pendekatan kardinal dan ordinal
Berikut ini akan dijelaskan pilaku konsumen secara pendekatan kardinan dan pendekatan ordinal,yaitu :
1) Pendekatan Kardinal
Meskipun pendekatan guna cardinal seperti diketengahkan di atas mempunyai kelemahan berupa tidak realistis asumsi dapat diukurnya kepuasan seseorang,namun dari segi lain,pendekatan cardinal ini mempunyai kelebihan tersediri.Adapun salah satunya kelebihan yang paling menonjol ialah berupa lebih mudahnya isi konsepsi cardinal untuk diselami,khususnya bagi mereka yang pertama kali mudah dimengerti mengapa dalam kebanyakan buku teks menggunakan pendekatan cardinal yang mandahului uraian mengenai teori konsumen yang menggunakan pendekatan ordinal.Sebelumnya asumsi – asumsi yang mendasari pendekatan cardinal disebutkan dan diuraikan secara eksplisit .Disamping itu asumsi rasionalis dan pengetahuan yang sempurna seperti telah disinggungkan di depan,asumsi – asumsi dibawah ini merupakan asumsi – asumsi dasar yang khas untuk teori konsumen yang menggunakan pendekatan cardinal yaitu :
a. Asumsi bahwa guna barang – barang atau jasa – jasa konsumsi dapat diukur
b. Asumsi guna batas uang yang konstan dan guna batas barang – barang konsumsi yang menurun
c. Asumsi bahwa anggaran pengeluaran rumah tangga konsumen sama sebesar pendekatan yang diterimanya
d. Asumsi guna total yang mempunyaii sifat aditif.
Asumsi bahwa uang mempunyai guna batas yang konstan diperlukan dalam hal satuan uang dipakai sebagai alat ukur kepuasan tersendiri.Nanti akan kita saksikan bahwa pemakaian asumsi ini mempermudah kita menerangkan syarat – syarat ekuilirium konsumen.
2) Pendekatan ordinal
Berikut ini beberapa anggapan yang digunakan dalam pendekatan ordinal antara lain,yaitu :
a. Completeness ( kesempurnaan )
b. Consistensi ( keajengan )
c. Non satiation (ketidak bosanan )
Anggapan pertama,kesempurnaan diartikan bahwa kalau seorang konsumen menghadapi pilihan barang ( komodity ) mana yang harus dipilih dalam jumlah berapa,maka ia akan dapat memutuskan apakah ia lebih menyukai atau sama saja (indifferent).Dengan perkataan lain,suatu perkumpulan kombinasi barang dan jasa yang dapat memberikan kepuasan seseorang konsumen akan menentukan kombinasi mana yang harus ia lebih sukai atau kombinasi mana yang menghasilkan kepuasan yang sama.Anggapan konsistensi ini berarti bahwa seseorang konsumen dalam menentukan pilihannya harus konsistensi.Sedangkan anggapan yang ketiga berarah kenegatif yang berarti bahwa untuk mendapatkan suatu barang lebih banyak yang harus mengurangi jumlah barang jika konsumen ingin mempertahankan tingkat yang sama kepuasannya.Itulah sekiranya yang dapat dijelaskan perihal tentang Prilaku konsumen secara pendekatan cardinal ataupun pendekatan ordinal.
3. Definisi ekstisitas
elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variable lainnya. Dengan kata lain, elastisitas mengukur seberapa besar besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga.
4. Macam macam ekstisitas
Elastisitas Harga Permintaan
Elastisitas harga permintaan mengukur seberapa banyak permintaan barang dan jasa (konsumsi) berubah ketika harganya berubah. Elastisitas permintaan ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan atas kuantitas yang diminta sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.
Ada lima jenis elastisitas permintaan :
Ada lima jenis elastisitas permintaan :
a. Permintaan tidak elastis sempurna : elastisitas = 0.
Perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang diminta. Dengan demikian, kurvanya berbentuk vertikal. Kurva berbentuk vertikal ini berarti bahwa berapapun harga yang ditawarkan, kuantitas barang/jasa tetap tidak berubah.
Contoh barang yang permintaannya tidak elastis sempurna adalah tanah (meskipun harganya naik terus, kuantitas yang tersedia tetap terbatas), lukisan milik pelukis yang telah meninggal (berapapun harga yang ditawar atas lukisan, pelukis tersebut tidak akan mampu menambah kuantitas lukisannya), dan contoh lainnya yang sejenis.
b. Permintaan tidak elastis : elastisitas < 1.
Prosentase perubahan kuantitas permintaan < dari prosentase perubahan harga.
Contoh beras, meskipun harganya naik, orang akan tetap membutuhkan konsumsi beras sebagai makanan pokok. Karenanya, meskipun mungkin dapat dihemat penggunaannya, namun cenderung tidakakan sebesar kenaikan harga yang terjadi. Sebaliknya pula, jika harga beras turun konsumen tidak akan menambah konsumsinya sebesar penurunan harga. Ini karena konsumsi beras memiliki keterbatasan (misalnya rasa kenyang). Karakteristik produk yang seperti ini mengakibatkan permintaan menjadi tidak elastis.
c. Permintaan uniter elastis : elastisitas = 1.
Prosentase perubahan kuantitas permintaan = prosentase perubahan harga.
Contoh produk yang elastisitasnya uniter tidak dapat disebutkan secara spesifik. Jenis permintaan ini sebenarnya lebih sebagai pembatas antara permintaan elastis dan tidak elastis, sehingga belum tentu ada produk yang dapat dikatakan memiliki permintaan uniter elastis.
d. Permintaan elastis : elastisitas > 1.
Prosentase perubahan kuantitas permintaan > prosentase perubahan harga. Ini sering terjadi pada produk yang mudah dicari substitusinya. Misalnya saja pakaian, makanan ringan, dan lain sebagainya. Ketika harganya naik, konsumen akan dengan mudah menemukan barang penggantinya.
e. Permintaan elastis sempurna : elastisitas tak terhingga.
Dimana pada suatu harga tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada di pasar. Namun, kenaikan harga sedikit saja akan menjatuhkan permintaan menjadi 0. Dengan demikian, kurvanya berbentuk horisontal.
Contoh produk yang permintaannya bersifat tidak elastis sempurna diantaranya barang/jasa yang bersifat komoditi, yaitu barang/jasa yang memiliki karakteristik dan fungsi sama meskipun dijual di tempat yang berbeda atau diproduksi oleh produsen yang berbeda. Dengan demikian, secara nalar barang/jasa tersebut seharusnya memiliki harga yang sama pula. Misalnya saja paperclip dan pen tinta biasa (seperti pen merek S dan P yang rata-rata berharga 1000-1500). Jika kita pergi ke supermarket untuk membeli paperclip, misalnya, kita cenderung tidak akan memperhatikan perbedaan merek. Satu-satunya yang sering kita jadikan bahan perbandingan adalah harga, dimana kita akan membeli paperclip yang harganya paling murah (atau pada harga rata-rata yang diterima pasar). Akibatnya, bagi perusahaan yang menjual paperclip diatas harga rata-rata, permintaan akan barangnya akan turun ke nol. Ini karena semua paperclip, meskipun harganya berbeda-beda, memberikan fungsi yang sama.
Faktor Penentu Elastisitas Permintaan
- Produk substitusi.
- Prosentase pendapatan yang dibelanjakan.
- Produk mewah versus kebutuhan.
- Jangka waktu permintaan dianalisis.
Elastisitas Harga Penawaran
Elastisitas harga penawaran mengukur seberapa banyak penawaran barang dan jasa berubah ketika harganya berubah. Elastistas harga ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan atas kuantitas yang ditawarkan sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.
Koefisien Elastisitas Penawaran
Perhitungan koefisien elastisitas permintaan dengan menggunakan metode mid point adalah sebagai berikut :
Es = % perubahan kuantitas penawaran / % perubahan harga,
atau
Keterangan:
ES = Elastisitas penawaran
Keterangan:
ES = Elastisitas penawaran
Q2 = Kuantitas penawaran setelah perubahan
Q1 = Kuantitas penawaran awal
P2 = Harga setelah perubahan
P1 = Harga awal
Jenis-jenis Elastisitas Penawaran
Ada lima jenis elastisitas penawaran :
a. Penawaran tidak elastis sempurna : elastisitas = 0.
Penawaran tidak dapat ditambah pada tingkat harga berapapun, sehingga kurva penawaran (S) akan terlihat vertikal.
b. Penawaran tidak elastis : elastisitas < 1.
Perubahan penawaran lebih kecil dari perubahan harga, artinya perubahan harga mengakibatkan perubahan yang relatif kecil terhadap penawaran.
c. Penawaran uniter elastis : elastisitas = 1.
Perubahan penawaran sama dengan perubahan harga.
d. Penawaran elastis : elastisitas > 1.
Perubahan penawaran lebih besar dari perubahan harga, artinya perubahan harga mengakibatkan perubahan yang relatif besar terhadap penawaran.
e. Penawaran elastis sempurna : elastisitas tak terhingga.
Perusahaan dapat menyuplai berarapun kebutuhan pada satu tingkat harga tertentu. Perusahaan mampu menyuplai pada biaya per unit konstan dan tidak ada limit kapasitas produksi.
Faktor Penentu Elastisitas Penawaran
- Kemampuan penjual/produsen merubah jumlah produksi.
- Jangkauan analisis
Pengaruh waktu analisis terhadap elastisitas penawaran dibedakan menjadi tiga :
- Jangka waktu yang sangat singkat.
- Jangka pendek.
- Jangka panjang.
- Stok persediaan.
- Kemudahan substitusi faktor produksi/input.
0 komentar:
Posting Komentar